Rabu, 08 Oktober 2014

Semut dan Ulat

Karya Feby Yannoor (8C)

Burung Nuri dan Kera

Di sebuah hutan yang sangat lebat, banyak hewan yang bertempat tinggal disana. Ada semut, gajah, harimau, badak, burung, ulat, dan sebagainya.
Di suatu hari, datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu membuat semua hewan di hutan panik. Semua hewan di hutan itu berlari ketakutan menghindari badai yang sangat dahsyat tersebut.
Keesokan paginya, matahari muncul sangat cerahnya dan terdengar burung berkicau yang sangat merdu. Namun apa yang terjadi di sana banyak pohon tumbang yang berhamburan, sehingga hutan itu menjadi berantakan.
Terlihat di sana ada seekor Ulat yang sedang menangis.
"Hu...hu..hu..betapa malangnya nasib kita, tempat tinggal kita diterjang badai kemarin hu...hu.." sedih seekor Ulat melihat tempat tinggal mereka hancur berantakan.
Dari balik lubang di atas tanah, muncullah seekor Semut yang berkata dengan keseombongannya.
"Hai kau hewan yang tidak punya kaki seperti aku. Lihat aku, aku terlindung dari badai dahsyat kemarin. Tidak seperti kau yang ada di tanah, lihat tubuhmu hanya menempel di tanah dan juga di pohon tumbang itu, dan tidak bisa berlindung dari badai kemarin." kata Semut dengan wajahnya yang sombong.
Si Semut semakin melihatkan kesombongannya, dan terus berkata demikian kepada semua penduduk hutan. Sehingga di suatu hari si Semut dengan tidak sengaja berjalan di atas lumpur yang hidup. Si Semut tidak tahu kalau dia sedang berjalan di atas lumpur hidup yang bisa menelan dan juga menarik bisa menariknya kedalam lumpur tersebut.
"Tolong..tolong, aku di telan lumpur hidup ini, tolooong." teriak si Semut dengan histeris. Tiba-tiba terdengar suara dari atas Semut.
"Hai, Semut kamu lagi terkena musibah ya?"
Si Semut pun menengokkan kepalanya ke atas, mencari sumber suara tadi, ternyata eh ternyata suara itu berasal dari kupu-kupu yang indah dan sedang terbang di atas semut.
"Hai kau. Kata siapa aku sedang terkena musibah? Aku cuman tidak sengaja berjalan di atas lumpur hidup ini dan tidak sengaja terpeleset sehingga tertelan oleh lumpur hidup ini. Mana mungkin semut bisa tertelan di lumpur." jawab Semut dengan nada yang sombong.
"Eh Semut lagi terkena musibah pun kamu masih sombong."
"Memang kamu siapa? Datang-datang kok ngatain aku seperti itu.' tanya Semut dengan sinis.
"Aku adalah ulat yang waktu itu kau remehkan." jawab Kupu-kupu indah itu.
"Aku minta maaf dengan sifatku di waktu itu yang sombong sekali. Kupu-kupu maukah kamu menolongku dari lumpur hidup ini?" tanya Semut dengan tersipu malu.
"Tentu saja bisa, tapi dengan satu syarat." jawab Kupu-kupu.
"Apapun syaratna akan ku penuhi asalkan kamu mau menolong ku?" tanya Semut lagi.
"Kamu harus berjanji dengan diri kamu sendiri, kamu tidak akan mengulangi kesombongan kamu lagi." jawab Kupu-kupu.
"Iya aku janji, aku tidak akan mengulangi kesombongan aku lagi." kata semut.
Si Semut pun berjanji tidak akan sombong lagi, dan Semut pun selamat dari lumpur hidup itu.
Tamat

0 komentar:

Posting Komentar